Yak 1, 12-18
 Berbahagialah
 orang yang bertahan dalam pencobaan karena jika ia tahan uji, ia akan 
menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada mereka yang 
mengasihi Dia... setiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri karena 
ia terpikat dan diseret olehnya....
Mrk 8, 14-21
 Para murid kelupaan membawa roti dan Yesus berkata supaya mereka 
waspada terhadap ragi Herodes dan orang-orang Farisi. Lalu mereka 
meributkan mengapa guru mereka sampai berkata seperti itu: karena mereka
 tak punya roti (dan mereka saling menyalahkan). Yesus menegur mereka 
karena mereka gagal memahami bukan hanya perkataan Yesus, melainkan juga
 aneka peristiwa mukjizat yang mereka lihat dan alami sendiri.
Ragi
 Herodes dan orang Farisi juga disinggung lebih panjang dalam Injil 
Lukas bab 12. Seperti orang Farisi, Herodes meminta tanda juga: untuk 
menghancurkan anak yang diramalkan menjadi raja, menjadi ancaman bagi 
dirinya. Ragi ini merasuki banyak orang dan bisa menyesatkan orang dari 
jalan yang benar. Yesus melihat bahwa ragi ini memang sedang bekerja 
(sampai akhirnya kelak orang banyak meminta Yesus sendiri disalibkan).
Saat
 persekongkolan demi solidaritas cinta yang semu menjadi jalan kompromi 
terhadap prinsip-prinsip kesucian, saat itulah pasifisme, relativisme, 
sinkretisme, sikap permisif menggerogoti rumah Tuhan. Persekongkolan 
seperti ini tidak bisa dihadapi dengan kedangkalan rohani: para murid 
lebih sibuk dengan persoalan ada tidaknya roti, siapa yang bertanggung 
jawab atas ketiadaan roti. Mereka seolah-olah lupa juga bahwa baru saja 
mereka mengalami penggandaan roti yang begitu luar biasa. Mereka tidak 
menangkap poin yang disampaikan Yesus: trust kepada Bapa jauh 
lebih penting daripada soal siapa yang harusnya membawa roti [siapa yang
 mestinya menjaga 'kapel adorasi', siapa yang seharusnya memberi 
khotbah, siapa yang boleh mengucapkan doxologi dan sebagainya].
Orang
 mengira Tuhan mencobai dirinya, tetapi jelas cobaan itu diciptakannya 
sendiri karena tak menangkap apa yang dipesankan Yesus: andalkanlah 
Tuhan, bukan aneka peraturan yang memang bisa menarik orang untuk saling
 mempersalahkan! Orang tidak dapat tahan uji jika tidak mengingat betapa
 besar cinta Tuhan kepadanya.

 
No comments:
Post a Comment