Tuesday, February 18, 2014

Kesucian Narcisistik

Ide ini muncul dari analisis struktural terhadap cerpen A.A. Navis berjudul Robohnya Surau Kami. Baik Kakek penjaga surau maupun Haji Saleh sama-sama terdorong untuk masuk surga dan karena itu berusaha mencari kesucian/kesalehan yang diridai Allah. Tujuan akhir pencarian itu adalah keselamatan diri mereka sendiri. Maka mereka menaati seluruh perintah agama, bahkan yang bersifat sunnah sekalipun, demi mencapai kepentingan diri itu. Mereka mengejar kesucian demi kesucian itu sendiri. Apa-apa saja mereka lakukan untuk mendapat status suci. Kesucian seperti itu menjadi segala-galanya dan tidak diletakkan dalam dimensi sosial hidup mereka.
Kesucian narcisistik dapat dimulai dengan memenuhi segala perintah dan menjauhi segala larangan agama. Orang hanya menjalankan kesucian sebagai tuntutan minimal, sebagai suatu kewajiban. Pokoknya asal sudah sesuai dengan aturan agama, orang ini puas diri.
Akan tetapi, bayang-bayang kesucian narcisistik juga bisa merasuk dalam diri mereka yang sudah melampaui  level legalistik tadi. Orang melakukan praktik kesucian yang sifatnya devosional, yang fakultatif, yang cocok dengan kondisi hatinya untuk mengalami kedamaian batin, tetapi gagal mengaitkannya dengan dunia kerja. Kesuciannya tidak berdampak, tidak terwujud dalam sikap dan tindakan bagi bonum communae, kesejahteraan atau kebaikan bersama. Ia imun terhadap persoalan sosial kemasyarakatan karena yang penting baginya adalah kesalehan pribadi: yang penting aku merasakan kedamaian ilahi (yang tak teruji dalam konflik penciptaan Allah yang terus menerus), seolah lupa bahwa Yesus datang bukan untuk membawa perdamaian, melainkan untuk membawa perpecahan. Artinya, Yesus menantang orang dalam perjuangan hidup manusiawinya untuk berpihak: berpihak kepada Allah atau kekuatan yang melawan-Nya, roh baik atau roh jahat, dan seterusnya.
Kesucian narcisistik mendesak orang untuk lari dari konflik pergulatan hidup menuju kedamaian semu yang rapuh terhadap aneka ujian. Orang yang bisa tetap damai hati dalam aneka konflik menunjukkan indikasi bahwa ia tidak sedang dalam upaya mencari kesucian narcisistik.

No comments:

Post a Comment