Monday, February 17, 2014

Basic attitude toward conversion

Senin Masa Biasa VIa/II
Yak 1, 1-11
Seperti Santo Paulus mengalami konsolasi dalam segala penderitaannya (2Kor 7,4), Surat Yakobus juga menyodorkan anjuran justru untuk bergembira jika masuk dalam cobaan. Mengapa? "Sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan...supaya kamu menjadi sempurna dan utuh..."
Mrk 8, 11-13
Untuk mencobai Yesus, orang Farisi meminta satu tanda. Mendengar itu Yesus menghela nafas dalam-dalam dan menyatakan bahwa kepada generasi itu tidak akan diberi suatu tanda.
paro_spa
Tanda , ID card misalnya, memang penting untuk mengidentifikasi sesuatu. Dapat dimaklumi bahwa orang Farisi meminta tanda dari Yesus (jangan-jangan Yesus cuma orang gila seperti yang lain-lainnya). Mengapa Yesus malah menghela nafas panjang ketika dimintai tanda dan mengatakan bahwa tidak akan diberikan tanda kepada generasi ini? Bukankah dengan memberi tanda yang diminta orang Farisi itu ia bisa meyakinkan mereka bahwa dialah Mesias itu? Beri saja toh, apa susahnya?
Justru di situlah persoalannya. Basic attitude orang Farisi tidak memungkinkan mereka untuk menangkap tanda dari surga. Mereka hanya mau tanda yang cocok dengan pikiran mereka mengenai mesias. Yesus adalah tanda dari surga yang hidup, yang mengundang orang untuk bertobat. Farisi identik dengan kedangkalan, kemunafikan, legalisme: mereka lebih memilih proyek kesucian narsisistik daripada proyek pertobatan Mesias.
Di hadapan godaan dan cobaan, orang memang disodori pilihan: mengejar kesucian diri sendiri atau bertekun dengan gembira dalam on going conversion.

No comments:

Post a Comment