Ide ini muncul dari analisis struktural terhadap cerpen A.A. Navis berjudul Robohnya Surau Kami.
Baik Kakek penjaga surau maupun Haji Saleh sama-sama terdorong untuk
masuk surga dan karena itu berusaha mencari kesucian/kesalehan yang
diridai Allah. Tujuan akhir pencarian itu adalah keselamatan diri mereka
sendiri. Maka mereka menaati seluruh perintah agama, bahkan yang
bersifat sunnah sekalipun, demi mencapai kepentingan diri itu. Mereka
mengejar kesucian demi kesucian itu sendiri. Apa-apa saja mereka lakukan
untuk mendapat status suci. Kesucian seperti itu menjadi segala-galanya
dan tidak diletakkan dalam dimensi sosial hidup mereka.
Kesucian
narcisistik dapat dimulai dengan memenuhi segala perintah dan menjauhi
segala larangan agama. Orang hanya menjalankan kesucian sebagai tuntutan
minimal, sebagai suatu kewajiban. Pokoknya asal sudah sesuai dengan
aturan agama, orang ini puas diri.
Akan tetapi, bayang-bayang
kesucian narcisistik juga bisa merasuk dalam diri mereka yang sudah
melampaui level legalistik tadi. Orang melakukan praktik kesucian yang
sifatnya devosional, yang fakultatif, yang cocok dengan kondisi hatinya
untuk mengalami kedamaian batin, tetapi gagal mengaitkannya dengan dunia
kerja. Kesuciannya tidak berdampak, tidak terwujud dalam sikap dan
tindakan bagi bonum communae, kesejahteraan atau kebaikan
bersama. Ia imun terhadap persoalan sosial kemasyarakatan karena yang
penting baginya adalah kesalehan pribadi: yang penting aku merasakan
kedamaian ilahi (yang tak teruji dalam konflik penciptaan Allah yang
terus menerus), seolah lupa bahwa Yesus datang bukan untuk membawa
perdamaian, melainkan untuk membawa perpecahan. Artinya, Yesus menantang
orang dalam perjuangan hidup manusiawinya untuk berpihak: berpihak
kepada Allah atau kekuatan yang melawan-Nya, roh baik atau roh jahat,
dan seterusnya.
Kesucian narcisistik mendesak orang untuk lari
dari konflik pergulatan hidup menuju kedamaian semu yang rapuh terhadap
aneka ujian. Orang yang bisa tetap damai hati dalam aneka konflik
menunjukkan indikasi bahwa ia tidak sedang dalam upaya mencari kesucian
narcisistik.
No comments:
Post a Comment